06 November 1908. Cut Nyak Dhien menggelorakan semangat rakyat Aceh untuk terus mengangkat rencong melawan Belanda meskipun Teuku Umar telah tiada. Sepeninggal Umar, Cut Nyak Dhien jadi pemimpin dan dikelilingi oleh orang-orang tangguh yang sangat setia terhadapnya. Salah satu orang yang paling dipercaya Cut Nyak Dhien adalah Pang La’ot.
Cut Nyak Dhien, ia merupakan Pahlawan Nasional asal Aceh yang melakukan perlawanan heroik terhadap kolonialisme Belanda bersama dengan rakyat Aceh lainnya antara tahun 1873 hingga 1904. Tak hanya cantik, ia juga cerdas dalam hal strategi perang, ia pun mahir dalam bidang agama dan mampu menghafal Al-Quran.
Kawan perpus dapat membaca Cut Nyak Dien : Sebuah Novel Epik Perang Aceh pada perpustakaan kami lho, kami tunggu kedatangan kamu ya!
Cut Nyak Dien ditahan bersama ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dien merupakan ahli dalam agama islam, sehingga beliau di juluki sebagai “ Ibu Perbu “. Pada tanggal 6 November 1908 , Cut Nyak Dien meninggal dunia karena usia beliau yang sudah tua. Makam Cut Nyak Dien atau “ Ibu Perbu “ baru ditemukan pada tahun
Pahlawan nasional Indonesia Abdul Haris Nasution Adnan Kapau Gani Agus Salim Antasari pada mata uang 2,000 rupiah Bung Tomo Cut Nyak Dhien pada mata uang 10,000 rupiah Fatmawati Hamengkubuwono IX Kartini Pakubuwono X Mohammad Hatta Mohammad Natsir Mohammad Yamin Sisingamangaraja XII pada mata uang 1,000 rupiah Sudirman Adi Sumarmo Sukarno John Lie Tan Malaka Urip Sumoharjo
Download PDF. Biografi Cut Nyak Dien “Pahlawan Nasional dari Tanah Rencong” Biografi Cut Nyak Dien – Aceh adalah daerah diamana banyak terlahir pahlawan perempuan yang gigih, tangguh dan pemberani yang tidak kenal kompromi melawan kaum imperialis. Cut Nyak Dien ialah salah satu dari perempuan berhati baja yang di usianya lanjut masih
Cut Nyak Dhien dikenal sebagai panglima perang yang tangguh di wilayah VI Mukin. Setelah bertahun-tahun bertempur, pasukan yang dipimpin Cut Nyak Dhien makin terdesak. Demi menghindari kejaran pasukan Belanda , keluarga Cut Nyak Dhien lalu memutuskan mengungsi ke daerah yang makin terpencil dan terus mengobarkan semangat pertempuran.
Cut Nyak Dhien (1848 - 6 November 1908) [1] adalah seorang pahlawan Indonesia dari Aceh yang berjuang menentang penjajahan Belanda . Dilahirkan dari keluarga bangsawan di Lampadang, Indonesia yang taat beragama. Ayahnya yang bernama Teuku Nanta Seutia, adalah daripada keturunan Panglima Nanta, keturunan daripada Sultan Aceh.
Dari garis ayahnya, Cut Nyak Dien merupakan keturunan langsung Sultan Aceh. Ia menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga pada usia masih belia tahun 1862 dan memiliki seorang anak laki-laki. Ketika Perang Aceh meluas tahun 1873, Cut Nyak Dien memimpin perang di garis depan, melawan Belanda yang mempunyai persenjataan lebih lengkap.
. fvbsmu7qa6.pages.dev/266fvbsmu7qa6.pages.dev/458fvbsmu7qa6.pages.dev/291fvbsmu7qa6.pages.dev/345fvbsmu7qa6.pages.dev/197fvbsmu7qa6.pages.dev/437fvbsmu7qa6.pages.dev/423fvbsmu7qa6.pages.dev/6
puisi cut nyak dien